Badiklat IAI Sukses Menggelar Pelatihan Pemantauan Terapi Obat: Membangun Profesionalisme Apoteker di Rumah Sakit

Jakarta, Badiklat – Pelatihan Pemantauan Terapi Obat (PTO) bagi apoteker di rumah sakit yang diselenggarakan oleh Badan Diklat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) bekerja sama dengan BBPK Ciloto Kemenkes RI telah sukses dilaksanakan. Acara yang diselenggarakan secara Blended Learning, menggabungkan sesi daring melalui Zoom Meeting pada tanggal 23 hingga 25 Maret 2024, dan sesi klasikal di Sekretariat Badan Diklat IAI dari tanggal 26 hingga 28 Maret 2024.

Dengan mengusung beragam materi yang relevan, pelatihan ini bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kompetensi apoteker serta memenuhi persyaratan akreditasi Badan Diklat IAI. Ketua Badan Diklat IAI, apt. Totok Sudjianto, dalam sambutannya menyatakan, “Kegiatan ini memiliki dua tujuan yaitu menjaga dan meningkatkan kompetensi apoteker sekaligus memenuhi persyaratan untuk proses akreditasi Badan Diklat IAI.”

Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya untuk memastikan praktik kefarmasian yang bertanggung jawab, didasarkan pada ilmu, hukum, dan etik. “Seorang Apoteker, yang melaksanakan praktik profesi dengan landasan hukum dan ilmu, serta dilaksanakan dengan etik, yaitu penuh kepedulian, merupakan branding apoteker yang nyata,” tambah Totok Sudjianto.

Sambutan dari Ketua IAI, apt. Noffendri, menyoroti pentingnya kegiatan pelatihan PTO ini dalam konteks pembentukan Badan Diklat IAI yang terakreditasi oleh Kemenkes. Menurutnya, pembentukan Badan Diklat ini merupakan langkah penting sesuai amanat UU No. 17 tahun 2023, yang menetapkan bahwa program pembelajaran dan pelatihan bagi tenaga kesehatan harus dilaksanakan oleh institusi yang sudah terakreditasi oleh Kemenkes.

“Pembentukan badiklat ini sesuai dengan amanat UU No. 17 tahun 2023 program kegiatan pembelajaran pelatihan bagi tenaga kesehatan dan tenaga medis harus dilaksanakan oleh institusi pelatihan yang sudah terakreditasi kemenkes,” ungkap apt. Noffendri.

Dengan demikian, kegiatan pelatihan PTO ini bukan hanya sekadar upaya untuk meningkatkan kompetensi, tetapi juga sebagai bagian dari proses akreditasi Badan Diklat IAI. Noffendri juga mengungkapkan harapannya agar Badan Diklat IAI dapat meraih akreditasi A dari Kemenkes, sehingga kegiatan pembelajaran dan pelatihan di lingkup IAI dapat dilaksanakan secara mandiri dengan mengacu pada pedoman yang dikeluarkan oleh Kemenkes.

Materi Pelatihan yang Komprehensif

Pelatihan ini mencakup beragam materi yang relevan dan penting dalam pemantauan terapi obat bagi apoteker di rumah sakit. Beberapa materi yang disampaikan selama pelatihan antara lain:

  1. Building Learning Commitment (BLC)
  2. Kebijakan PTO Sesuai dengan Standar Akreditasi Rumah Sakit
  3. Interpretasi Hasil Laboratorium untuk Farmasi Klinik
  4. Antikorupsi / Learning Management System (LMS)
  5. Pemantauan Terapi Obat dengan Metode SOAP: Geriatri
  6. Pemantauan Terapi Obat dengan Metode SOAP: Pediatri
  7. Pemantauan Terapi Obat dengan Metode SOAP: Kemoterapi
  8. Pemantauan Efek Samping Obat
  9. Identifikasi DRPs (Drug Related Problems)
  10. Komunikasi Efektif dalam Memberikan Rekomendasi Terapi
  11. Pemantauan Terapi Obat dengan Metode SOAP (Penjelasan dan Persiapan PKL)
  12. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
  13. PKL termasuk penyusunan dan paparan laporan hasil PKL

Materi-materi tersebut dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam kepada peserta mengenai aspek-aspek penting dalam pemantauan terapi obat di lingkungan rumah sakit, mulai dari pemantauan efek samping obat hingga penyusunan rencana tindak lanjut yang efektif.

Kontribusi Signifikan bagi Profesi Apoteker

Kegiatan pelatihan PTO ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru kepada peserta, tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan bagi profesi apoteker secara keseluruhan. Dengan meningkatnya kompetensi apoteker dalam pemantauan terapi obat, diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan farmasi di rumah sakit, sehingga pasien mendapatkan manfaat yang maksimal dari penggunaan obat-obatan.

Selain itu, keberhasilan pelatihan ini juga merupakan bukti nyata dari komitmen IAI dan Kemenkes dalam mendukung pengembangan profesi apoteker di Indonesia. Dengan terus mengadakan kegiatan pelatihan dan pembekalan kompetensi, diharapkan profesi apoteker dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat dan sistem kesehatan secara keseluruhan.

Pelatihan Pemantauan Terapi Obat bagi apoteker di rumah sakit yang diselenggarakan oleh Badan Diklat IAI bekerja sama dengan BBPK Ciloto Kemenkes RI telah menjadi sukses. Dengan materi yang komprehensif dan pendekatan Blended Learning, pelatihan ini telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi pengembangan profesi apoteker di Indonesia. Diharapkan, kegiatan serupa akan terus dilakukan guna menjaga dan meningkatkan kompetensi apoteker serta kualitas layanan farmasi di rumah sakit.

2 thoughts on “Badiklat IAI Sukses Menggelar Pelatihan Pemantauan Terapi Obat: Membangun Profesionalisme Apoteker di Rumah Sakit”

  1. apt Erlin Dwi Prihatin, S. farm

    utk diklat bs dilakukan berulang nggak ya.. contoh. diklat pto sdh berlalu,bisa diadakan ulang bagi yg blm mengikuti

    1. Terima kasih atas pertanyaannya.
      Pelatihan saat ini sebagai salah satu syarat Akreditasi Badan Diklat IAI, selanjutnya Pelatihan akan tetap diselenggarakan kembali, ikuti Medsos kami untuk mengetahui update kegiatan lebih lanjut.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top